Subscribe:

MODAL KECIL UNTUNG BESAR

Rabu, 08 Juli 2015

Perawatan Gigi Anak sejak di Kandungan


SURABAYA – Merawat gigi anak bisa dimulai sejak si kecil berada dalam kandungan. Dalam pertumbuhannya, anak memiliki dua jenis gigi. Yakni, gigi susu atau gigi sulung yang begitu copot nanti berganti menjadi gigi permanen. ’’Gigi susu mulai tumbuh saat anak berusia enam bulan,’’ kata drg Tania Saskianti SpKGA, dokter spesialis gigi anak.
Menurut dokter Tania, bibit gigi susu mulai dibentuk ketika anak berada di kandungan. Tepatnya pada usia enam minggu kehamilan. Nutrisi terhadap ibu hamil akan memengaruhi kondisi gigi anak. Zat-zat yang harus diperhatikan dalam mendukung pembentukan gigi, antara lain, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zink. ’’Semua ada fungsinya. Misal, vitamin A untuk pembentukan enamel,’’ jelas dokter yang praktik di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Unair tersebut.
Enamel merupakan lapisan luar gigi yang dapat terlihat. Tania lantas menunjukkan enamel gigi yang tidak terbentuk sempurna. Lewat gambar yang ditampilkan, tampak bercak kuning di permukaan gigi. ’’Ini membuat gigi rapuh atau permukaan yang tidak halus,’’ ungkapnya.
Sementara itu, setelah gigi susu tumbuh, benih gigi permanen juga bakal mulai terbentuk. Sekali lagi, nutrisi pada anak harus terpenuhi jika menginginkan pembentukan gigi yang sempurna. ’’Pada pembentukan gigi permanen, diperlukan vitamin A, C, D, floret, magnesium, dan fosfor,’’ tutur alumnus FKG Unair tersebut.
Bukan hanya kekurangan suatu nutrisi yang bisa memengaruhi kondisi gigi. Kelebihan satu zat juga dapat mengakibatkan kecacatan gigi. Tania menyebut kelebihan floret, misalnya. ’’Kalau kelebihan zat ini, kondisi gigi akan mengalami bercak hitam dan rapuh,’’ ujar Tania.
Kelebihan floret itu biasanya terjadi kepada masyarakat pesisir. Kebanyakan zat tersebut terdapat pada sumber daya air laut. Mulai ikan sampai air laut. Karena itulah, banyak masyarakat pesisir yang mengalami kondisi tersebut. ’’Rata-rata mereka yang tinggal di pesisir, mulai dalam kandungan hingga dewasa, mengonsumsi makanan hasil laut. Bahkan, air minumnya terkontaminasi air laut,’’ tandas Tania. (lyn/c14/ayi)

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan kasih komentar