Subscribe:

MODAL KECIL UNTUNG BESAR

Senin, 13 Juli 2015

Jalur Mudik Madura Kepulauan dan Kupang Lumpuh


Jakarta – Memasuki H-4 Lebaran, tradisi mudik mencapai puncaknya. Tapi sayang, para warga di kepulauan terpaksa tak bisa mudik karena cuaca ekstrem. Karena itu, kapal yang akan mengangkut mereka ke tanah kelahiran distop. Kejadian tersebut dialami warga Kepulauan Mandangin, Kangean, di wilayah Madura. Juga pemudik di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di NTT, GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang Arnoldus Yansenmenyampaikan, pelayaran harus ditutup lantaran cuaca buruk. Info yang diperolehnya dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kupang menunjukkan, tinggi gelombang di sekitar NTT mencapai 6 meter dengan kecepatan angin 25 knot.
Menurut Yansen, jika dipaksakan berangkat, situasi tersebut cukup membahayakan bagi pelayaran. Karena itu, dia memutuskan untuk menghentikan sementara perjalanan seluruh kapal yang dikelolanya. ”Kami tutup dua hari, Senin-Selasa,” ujarnya saat dihubungi Senin (13/7).
Senin (13/7) ada tiga perjalanan yang dibatalkan, meliputi Kupang–Waingapu (PP), Kupang–Rote (PP), dan Kupang–Sabu Raijua (PP). Untuk hari ini (14/7) ada enam pelayaran yang dibatalkan, yaitu Kupang–Rote (PP), Sabu Raijua–Waingapu (PP), Kupang–Aimere (PP), Kupang–Larantuka (PP), Kupang–Kalabahi (PP), dan Kupang–Sabu Raijua (PP). Seluruh perjalanan tersebut diangkut dengan enam buah kapal miliki PT ASDP.
Atas pembatalan yang terjadi, diperkirakan ada ribuan orang yang tidak jadi mudik. Yansen mengatakan, jumlah tersebut merupakan prediksi awal jika dibandingkan dengan jumlah pemudik 2014. ”Kalau sekarang kami tidak bisa bilang batal. Kalau batal kan sudah beli tiket, lalu tidak jadi. Sementara kalau penyeberangan kan berangkat dan bayar. Bukan beli dulu,” jelasnya.
Sementara itu, warga Madura yang akan mudik ke kepulauan tidak berani menyeberang. Sejak dua hari terakhir cuaca di laut ekstrem dan kapal penumpang memilih bersandar. Dampaknya, sekitar pelabuhan sangat sepi. Bahkan, hampir tidak ada aktivitas atau orang berlalu-lalang. Ratusan warga yang gagal menyeberang memilih menunggu di kantor pelabuhan. Perahu yang biasanya mengangkut orang dan pasir juga tidak terlihat. Yang ada hanya deretan perahu berjejer rapi di sekitar pelabuhan. Bahkan, untuk kapal angkutan trayek Sampang–Mandangin, hanya dua yang berani beroperasi.
Akibat cuaca buruk yang melanda perairan Sampang, dua perahu yang beroperasi melebihi kapasitas. Sebabnya adalah banyak warga yang memaksa ikut walau harus berdesak-desakan. Sementara puluhan warga Mandangin lainnya tidak bisa pulang dan harus rela bersabar hingga cuaca kembali normal.
”Saya sudah dua hari di Sampang. Sepertinya hari ini juga tidak bisa pulang. Sebab, sampai saat ini hanya dua kapal yang berani beroperasi,” ucap Mujib, 35, warga Mandangin, kemarin.
Padahal, biasanya H-4 Idul Fitri suasana pelabuhan sangat padat. Pasalnya, banyak warga yang membeli kebutuhan pokok untuk Lebaran. Namun, kemarin mereka harus menunda keinginan untuk pulang hingga cuaca kembali membaik.
Puluhan perahu motor itu tidak beroperasi gara-gara angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi. Bahkan, salah satu perahu motor milik warga Pulau Mandangin karam pada Minggu (12/7). Kecelakaan tersebut terjadi setelah angin kencang yang disertai ombak besar menghantam badan kapal. Untungnya, saat itu tidak ada kapal yang beroperasi. ”Ada kapal karam kemarin (Minggu, Red). Sehingga badan kapal tenggelam beserta peralatannya,” ungkap Mujib.
Saleh, salah seorang anak buah kapal (ABK), berharap cuaca segera membaik. Sebab, pendapatan para ABK berkurang. Menjelang Lebaran, biasanya pendapatan ABK meningkat. Tapi, karena cuaca yang terjadi saat ini cukup ekstrem, para ABK pun hanya bisa berharap cuaca buruk tersebut akan cepat berlalu.
”Kalau kami ya berharap cuaca bisa membaik. Sehingga kami bisa bekerja dengan normal lagi. Kemudian warga Mandangin tidak waswas lagi saat mudik,” katanya. (mia/rah/c9/end)

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan kasih komentar