Subscribe:

MODAL KECIL UNTUNG BESAR

Senin, 03 Agustus 2015

Curah Hujan yang Tinggi, Banjir-Longsor Melanda Asia


YANGON – Bencana tahunan itu telah datang. Hujan yang melanda beberapa wilayah Asia sudah merenggut ratusan nyawa. Pasalnya, hujan yang turun terus-menerus selama lebih dari seminggu belakangan ini membuat banjir dan longsor di mana-mana. Jutaan orang diungsikan. Banyak yang harus kehilangan tempat tinggal.
Di India lebih dari 120 orang dinyatakan tewas dalam beberapa hari ini. Lebih dari sejuta penduduk telah diungsikan. Banjir di India diperparah dengan adanya badai yang menyapu area pantai Bengal. Kemarin (3/8) tim evakuasi juga masih melakukan pencarian korban longsor di Timur Laut Manipur. Empat korban jiwa karena longsor itu telah dievakuasi. Belum diketahui adakah korban tambahan.
’’Lebih dari 1,8 juta penduduk di 5.600 desa terkena dampak dari banjir ini. Hampir 1,1 juta orang telah dipindahkan ke kamp pengungsian,’’ ujar Menteri (setara Kepala Dinas, Red) Tata Urusan Negara Bagian Bengal Javed Ahmad Khan. Menurut dia, air baru susut dalam beberapa hari ke depan. Itu pun jika tidak ada hujan lagi.
Penduduk Myanmar mengalami hal serupa. Hujan deras berhari-hari ditambah dengan topan Komen telah merenggut nyawa 46 penduduk. Ketinggian banjir mencapai atap rumah penduduk. Lebih dari 200 ribu orang terimbas dan telah diungsikan. Area yang paling terdampak adalah Myanmar bagian barat dan tengah. Utamanya Kota Kalay, Sagaing. Di wilayah tersebut banjir telah menyapu ribuan rumah penduduk hanya dalam hitungan jam. Para penduduk dipaksa menggunakan kano dan rakit darurat untuk meninggalkan rumah mereka saat air terus meninggi.
’’Kami telah kehilangan semua yang kami miliki. Rumah kami masih terendam,’’ ujar Htay Shein, 62, salah seorang penduduk Kalay. ’’Kami sudah pernah kebanjiran, tapi tidak pernah seperti ini. Tahun ini merupakan yang terburuk,’’ tambahnya.
PBB pun sudah memperingatkan bahwa bencana itu akan berlangsung cukup lama. Sebab, cuaca buruk diperkirakan masih berlangsung beberapa hari lagi. Juru bicara PBB untuk Urusan Koordinasi Kemanusiaan di Myanmar mengungkapkan bahwa para pengungsi sulit mendapatkan makanan. Di sisi lain, PBB dan berbagai lembaga sosial lainnya sulit menjangkau area terdampak untuk menyerahkan bantuan logistik.
Negara Bagian Chin, Myanmar, adalah salah satu yang sulit dijangkau. Longsor di area itu telah merusak sedikitnya 700 rumah. Karena longsor itu pula, Chin kini tidak bisa diakses wilayah-wilayah di sekitarnya. Infrastruktur yang buruk; kemampuan pencarian dan penyelamatan yang terbatas; serta jalan, sambungan telepon, dan listrik yang terputus memang membuat nasib korban banjir dan longsor di Myanmar kian sengsara. Presiden Myanmar Thein Sein berjanji pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk membantu penduduk.
Nasib serupa dialami Pakistan. Sejauh ini sudah 116 orang kehilangan nyawa gara-gara banjir bandang. Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan (NDMA) Ahmed Kamal mengungkapkan, lebih dari 850 ribu orang kebanjiran dan dievakuasi.
Di Vietnam banjir dan longsor telah merenggut nyawa 20-an orang. Di Provinsi Quang Ninh lumpur karena longsor mengandung racun. Sebab, lumpur tersebut berasal dari pembuangan salah satu tambang batu bara. Banjir juga melanda situs warisan budaya UNESCO Halong Bay.(AFP/Reuters/Thanhnien News/c10/sha)

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan kasih komentar